Pages

Selasa, 21 Februari 2012

Inflasi

1. Definisi Inflasi

Secara umum dapat diambil pengertian bahwa inflasi merupakan suatu
peningkatan harga secara umum dalam perekonomian yang terjadi secara terus
menerus. Peningkatan di sini bisa berarti peningkatan yang kecil (creeping
inflation) atau peningkatan tinggi dan cepat (Hyper inflation). Pada dasarnya
keberadaan inflasi sangat erat kaitannya dengan masalah nilai uang. Uang
sebagai alat tukar nilainya dapat ditentukan oleh kemampuannya terhadap barang
atau jasa yang disimbolkan dengan harga.
Bila harga-harga dalam kegiatan perekonomian naik, maka jumlah barang
dan jasa yang dapat ditukarkan dengan uang menjadi sedikit. Dengan kata lain
adanya peningkatan harga-harga barang dan jasa menyebabkan kemampuan
atau nilai dari uang mengalami penurunan.
Untuk lebih jelasnya dalam mengetahui fenomena inflasi maka akan kita
runtut keberadaanya secara lebih mendetail. Adanya kenaikan atau
ketidakstabilan harga (inflasi) sebenarnya bersumber dari ketidakseimbangan arus uang dengan arus barang dalam perekonomian.

2. Jenis jenis Inflasi

Keberadaan inflasi bisa ditinjau dari beberapa sisi, bisa dari sisi parah atau
tidaknya, dari sisi penyebabnya yang sangat berkaitan erat dengan arus uang
dan barang atau bisa juga dilihat dari sisi asalnya.
 Inflasi dilihat dari Tingkat Keparahannya :
Berdasarkan tingkatan ini inflasi dibedakan menjadi 4 tingkatan,
yaitu:
1) Inflasi Ringan ( di bawah 10% per tahun )
2) Inflasi sedang ( antara 10% s/d 30% per tahun )
3) Inflasi berat ( antara 30% s/d 100% per tahun)
4) Inflasi sangat berat atau hiperinflasi ( di atas 100% per tahun )

3. Penyebab Inflasi

Secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi,
antara lain :
1. Jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak seimbang dengan jumlah
    peredaran barang (jumlah uang lebih banyak dari pada jumlah barang).
2. Adanya pencetakan uang baru oleh pemerintah sehingga menambah jumlah
    uang beredar. Hal ini biasanya dilakukan pemerintah untuk menutupi defisit
    anggaran.
3. Adanya desakan dari golongan tertentu untuk memperoleh kredit murah
    sehingga akan mendorong peningkatan jumlah uang beredar dan kestabilan
    harga tidak terjamin.
4. Adanya fluktuasi dari sektor luar negeri (ekspor/impor), investasi,
    tabungan, penerimaan dan penerimaan negara.

4.Pengukuran Laju Inflasi

a. GNP/PDB Deflator

Cara mengukur laju inflasi ini dengan menggunakan perbandingan
GNP nominal dengan GNP riil. GNP nominal sering disebut dengan GNP
berdasarkan tingkt harga yang sedang berlaku sedangkan GNP Riil adalah
GNP berdasarkan tingkat harga konstan. GNP deflator dapat diukur dengan
Indeks Paasche.

b. Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang
menghitung dari kelompok barang yang paling banyak dibeli oleh
masyarakat/konsumen. Biasanya kelompok barang yang dibeli oleh
konsumen selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan pola aktual
konsumsi masyarakat. IHK mengukur biaya yang langsung dibayar
konsumen pada tingkat harga eceran, dan biasanya IHK dihitung setiap
bulan, 3 bulan dan 1 tahun.

c. Indeks Harga Produsen (IHP)

Indeks ini mengukur sekelompok barang yang dibeli oleh produsen
yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi atau bahan pembantu.
Biasanya IHP dihitung untuk mengukur indeks harga pada tahap awal
sistem distribusi.
Pada kenyataanya kenaikan IHP dapat dijadikan tanda terhadap
kenaikan IHK dan nantinya digunakan sebagai indikator bagi
perkembangan siklus bisnis dalam suatu negara dan untuk selanjutnya
menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk menentukan
kebijakan. Dasar penghitungan Indeks Harga Produsen (IHP) sama dengan
penghitungan IHK yakni dengan menggunakan rumus Indeks Laspeyres.

0 comments:

Posting Komentar